I.
Pengertian
Peer Learning:
Peer
learning merupakan strategi pembelajaran yang cocok untuk
pembelajaran orang dewasa (andragogy) dan self-direction. Menurut Jarvis
(2001), peer teaching merupakan kegiatan belajar yang berpusat pada
peserta didik dalam suatu kelompok atau komunitas tertentu kemudian
merencanakan dan memfasilitasi kesempatan belajar untuk dirinya sendiri dan
orang lain. Hal ini diharapkan dapat terjadi timbal balik antara teman sebaya
yang akan merencanakan dan menfasilitasi kegiatan belajar dan dapat belajar
dari perencanaan dan fasilitas. Peer learning adalah pembelajaran yang terpusat
pada siswa, dalam hal ini siswa belajar dari siswa lain yang memiliki status
umur, kematangan/harga diri yang tidak jauh berbeda dari dirinya sendiri.
Sehingga siswa tidak merasa begitu terpaksa untuk menerima ide-ide dan sikap
dari “gurunya” yang tidak lain adalah teman sebayanya itu sendiri.
II.
Manfaat
Dan Tujuan Peer Learning
Peer learning sendiri mempunyai tujuan dan manfaat
yang berguna bagi peserta didik. Berikut adalah tujuan dan manfaat dari peer learning secara umum :
- Memberikan umpan balik dan dukungan terhadap siswa.
- Mengatasi isolasi.
- Tidak menakutkan (siswa lebih cenderung berani untuk bertanya walaupun pertanyaan yang “bodoh”).
- Memotivasi dan meyakinkan siswa.
- Fleksible dan responsibel.
Adapun
menurut beberapa ahli (Dobos et al., 1999; Biggs, 1999; Bruffee, 1999; dan Boud
et al. 2001) manfaat dari pembelajaran peer learning ini adalah:
- Meningkatkan motivasi, yaitu untuk meningkatkan kualitas proses pembelajaran maupun produk pengajaran.
- Sebagai outcome kognitif dan sosial dalam pembelajaran, yaitu meningkatkan level pendalaman atau pemikiran tingkat-tinggi (higher-order thinking), dan untuk mengembangkan keterampilan kerja sama (collaborative skills).
- Sebagai peningkatan rasa tanggung jawab seseorang atas upaya belajar, yaitu meningkatkan penguasaan proses belajar-mengajar dan proses pembelajaran dan konstruk-konstruk pengetahuan.
- Meningkatkan keterampilan meta-kognitif yang memungkinkan siswa untuk lebih mencerminkan pengajaran dan pembelajaran mereka secara lebih kritis. Pada gilirannya siswa dapat lebih menghargai pengalaman belajar mereka. Proses penerapan model ini dapat dilakukan di luar lingkungan kelas dalam semua konteks pembelajaran dan pengajaran.
III.
Perencanaan
Peer Learning
Sehingga
dari penjelasan tersebut, adapun program perencanaan ‘peer learning’ yang akan dibuat oleh kelompok adalah berdiskusi
dengan membahas suatu isu-isu atau fenomena yang sedang menjadi pembicaraan
hangat maupun di Indonesia sendiri atau bahkan di dunia. Kelompok berperan
sebagai pemberi isu yang akan didiskusikan dan juga sebagai penyedia media
dimana partisipan dapat memberikan opininya mengenai isu-isu tersebut. Media
yang dimaksud adalah; kelompok akan membuat Mading yang dinamakan Opini
Kritikus. Dimana mading ini akan diletakkan di tempat umum di Fakultas
Psikologi dengan isi mading berupa isu-isu terhangat, kemudian partisipan
(mahasiswa Psikologi) memberikan opininya melalui madins Opini Kritikus. Pembelajaran
melalui mading ini sangat membutuhkan keaktifan, pemikiran kritis, dan juga
wawasan partisipan mengenai isu-isu yang akan dibahas. Kelompok memilih untuk
membuat mading sebagai wadah peer
learning, dimana saat ini
pembelajaran melalui media ini sangatlah jarang dan menurut kelompok sangat
sesuai untuk andargogy, dan kelompok ingin memberi media pembelajaran yang juga
menarik melalui mading yang selama ini hanya bisa kita lihat tanpa bisa
memberikan opini dan akan bisa menimbulkan antusias para pembaca dalam
memberikan opininya antara satu dengan yang lain.
IV.
Prosedur
Peer Learning (Mading: Opini Kritikus)
Adapun
prosedur dari Mading: Opini Kritikus
1. Kelompok
akan membuat Mading:Opini Kritikus yang akan diletakkan dibeberapa titik yang
dapat diakses oleh mahasiswa Psikologi di Kampus Psikologi USU dan telah
mendapatkan izin.
2. Isi
Mading: Opini Kritikus berisi topik hangat yang akan diminta pendapat dan ide
kreatif partisipan. Partisipan akan menulis opini mereka dengan kertas tempel
dan pena yang telah disediakan oleh kelompok.
3. Kelompok
akan memberikan masa penayangan mading selama satu minggu
4. Kemudian
kelompok merangkum hasil Opini Kritikus Mahasiswa Psikologi dalam bentuk Video
sebagai publikasi dan dokumentasi hasil akhir
V.
Estimasi
Biaya
Pengeluaran
|
Biaya
|
Sterofom 2 buah
|
Rp. 12.000
|
Paku Payung
|
Rp. 10.000
|
Ngeprint 6 lembar
|
Rp. 6.000
|
Kertas HVS 10 lembar
|
Rp. 1.000
|
Pulpen 3 biji
|
Rp. 6.000
|
Tali Pelastik
|
Rp. 1.000
|
Kertas Origami
|
Rp. 10.000
|
TOTAL
|
Rp. 46.000
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar