Amabile
(1989), menekankan bahwa keberhasilan dalam perwujudan kreativitas ditentukan
oleh tiga faktor yang saling berkait dan titik pertemuan antara tiga faktor
tersebut yang menentukan keunggulan kreatif, yaitu Domain skills, Creative Thinking and Working Skills, Intrinstic
Motivation. Untuk memenuhi faktor tesebut perlu adanya peran maupun
pendorong agar menjadi seseorang yang kreatif, yaitu keluarga, sekolah, dan masyarakat.
Peranan
Keluarga dalam Mengembangkan Bakat dan Kreativitas Anak.
Harta yang paling berharga adalah
keluarga
Penelitian
Decay (1989) membandingkan karakteristik keluarga yang anak remaja sangat
kreatif dangan keluarga yang anak remajanya biasa saja. Hasil penelitian ini
menunjukkan peran besar dari lingkungan keluarga; dalam keluarga dengan remaja
kreatif, tidak banyak aturan diberlakukan dalam keluarga dibandingkan keluarga
biasa. Banyak di antara remaja yang kreatif pernah mengalami krisis atau trauma
dalam hidup mereka. Humor juga merupakan ciri yang sering tampil dalam keluarga
kreatif. Lebih dari setegah remaja tinggi kreatifnya ada pada keluarga di mana
salah seorang dari orangtua dinilai sebagai angat kreatif. Keluarga kreatif
lebih sering pindah rumah, dan penataan rumahnya pun berbeda dari rumah pada
umumnya. Orang tua menemukenali tanda-tanda kekreatifan anak sudah pada usia
dini, dan mereka mendorong dan memberi banyak kesempatan untuk mengembangkan
bakat anak. Banyak dari orang tua dan anak dari keluarga kreatif sama-sama
berpendapat bahwa peranan sekolah tidak penting dalam pengembangan kreativitas
anak. Tetapi remaja kreatif cenderung untuk bekerja lebih keras daripada teman
sekolah mereka.
Hubungan
latar belakang keluarga terhadap kreativitas anak cukup kuat, karena dari
didikan keluarga terutama peran orang tua dapat mempengaruhi berkembang atau
tidak kreativitas anak. Psikolog menemukan bahwa sikap dan nilai orang tua
berkaitan erat dengan kreativitas anak. Ada 6 faktor yang menentukan sikap
tersebut yaitu
- ·
Kebebasan
- ·
Respek
- ·
Kedekatan emosional yang sedang
- ·
Prestasi, bukan angka
- ·
Orang tua aktif dan mandiri
- ·
Menghargai kreativitas.
Kesimpulan
dari penelitian Decay, bahwa latar belakang serta sikap keluarga mempengaruhi
berkembangnya kreativitas anak. Seperti pada keluarga saya, dimana Ibu saya
yang menyukai film maupun drama, Ibu saya suka melihat orang yang berakting dan
terhanyut dalam peran. Lambat laun saya juga menyukai film dan akting yang
membuat saya ikut dalam kelompok drama sewaktu SMA untuk menyalurkan bakat
saya.
2.
Peranan
Sekolah dalam Mengembangkan Kreativitas Anak
Maker
(1982) membagi karakteristik guru anak berbakat menjadi tiga kelompok yaitu:
- Karakteristik
Filosofis ; cara guru memandang pendidikan mempunyai dampak terhadap pendekatan
mereka dalam mengajar.
- Karakteristik
Profesional ; guru dapat dikembangkan melalui pelatihan dalam jabatan seperti
kemampuan untuk mempergunakan keterampilan dinamika kelompok, teknik dan
strategi yang maju dalam mata ajaran tertentu, memberikan pelatihan inquiry dan
memahami ilmu komputer.
- Karakteristik
pribadi : guru diharapkan memiliki motivasi, kepercayaan, rasa humor,
kesabaran, minat luas, dan kelenturan (fleksibitas).
Cara
yang paling baik bagi guru untuk mengembangkan kreativitas siswa adalah dengan
motivasi intrinsik, semua anak harus belajar semua bidang keterampilan di
sekolah, dan banyak anak memperoleh keterampilan kreatif melalui model-model
berpikir dan bekerja kreatif, tetapi sedikit sekali anak yang dapat
mempertahankan motivasi intrinsik di sekolah dengan sistem yang diterapkan.
Motivasi tersebut akan tumbuh dan terpenuhi jika guru memiliki karakteristik
yang disampaikan sebelumnya. Seperti yang saya alami Ketika saya duduk di
bangku SMA, saya pernah mengikuti lomba debat bahasa Inggris antar sekolah, ini
merupakan perlombaan pertama saya dalam bidang debat karena saya juga tidak
terlalu baik dalam berbicara terlebih lagi bahasa inggris. Awalnya saya ragu
untuk mengikuti perlombaan tersebut, tetapi dengan dukungan dan latihan dari
guru saya, saya menjadi semangat dan akhirnya menjadi juara pertama lomba
tersebut.
Menurut
saya, guru saya sudah memenuhi karakteristik guru anak berbakat, hal ini dapat
dinilai ketika guru saya memberikan motivasi dan memberikan pelatihan baik di
jam sekolah maupun di luar jam sekolah demi membantu saya untuk mengembangkan
keterampilan dan pemikiran saya agar kreatif pada saat perlombaan.
Ada
tiga strategi mengajar yang dapat meningkatkan kreativitas siswa seperti yang
dianjarkan oleh guru saya, yaitu :
1. Penilaian
: guru memberikan penilaian (bukan angka) terhadap apa yang telah dipelajari
muridnya, kemudian guru akan memberika feedback kepada muridnya
2. Hadiah
: untuk mempertahankan minat dan kreativitas murid, guru perlu memberikan
hadiah kepada muridnya sebagai bentuk penghargaan terhadap karyanya
3. Pilihan
: guru memberikan kebebasan kepada murid terhapa apa yang diminati dan
tujuannya dan tidak memaksakan kehendak murid .
Peranan
Masyarakat dalam Mengembangkan Kreativitas Anak
Kebudayaan
Creativogenic (kebudayaan ynag menunjang, memupuk, dan memungkinkan
perkembangan kreativitas) menurut Arieti ( 1976) mempunyai karateristik sebagai
berikut :
- Tersedianya sarana dan prasarana
kebudayaan
- Keterbukaan terhadap rangsangan
kebudayaan
- Penekanan pada becoming, tidak hanya
pada being
- Kesempatan bebas terhadap media
kebudayaan
- Kebebasan dengan pengalaman tekanan dan
rintangan sebagai tantangan menghargai dan dapat mengintegrasi rangsangan dari
kebudayaan yang berbeda
- Toleransi dan minat terhadap pandangan yang
divergen
- Interaksi antara pribadi-pribadi yang
berarti
- Adanya insentif, penghargaan atau
hadiah.
Perlu
diketahui bahwa dengan terpenuhinya kesembilan faktor tersebut belum merupakan
bahwa kreativitas akan muncul. Kesembilan faktor tersebut hanya merupakan
faktor penunjang atau ketidakhadiran merupakan faktor penghambat. Akan tetapi
yang paling menentukan adalah unsur-unsur intrapsikis dari diri pribadi
individu itu sendiri seperti rasa aman dan bebas secara psikologis.
Kreativitas
merupakan kebebasan dalam berpikir dan mengekspresikan karya tanpa ada tekanan
maupun peraturan yang menghambat kreativitas. Ketika duduk di bangku SMA, saya
pernah menyampaikan ide saya mengenai bagaimana caranya membuat bom kertas pada
kelompok saya, hal ini telah saya pelajari dengan searching di internet maupun
buku yang saya baca, kelompok saya terdiri dari 8 orang termasuk saya dan
ketika itu saya merupakan siswa pindahan (baru). Ketika saya menyapaikan ide
saya, salah satu teman kelompok saya
tidak terima dan menganggap itu ide yang sia-sia karena dia merupakan ketua
dari kelompok anggota lain pun juga ikut-ikutan mengatakan ide saya sia-sia.
Perlakuan mereka tersebut membuat saya sangat tertekan dan tidak merasa dalam
kelompok dan akhirnya membuat saya pasif di kelompok bahkan di kelas saat
pembelajaran.
Seperti yang disampaikan sebelumnya
bahwa faktor yang menentukan kreativitas sesorang adalah unsur-unsur
intrapsikis separti rasa aman dan keberadaan dalam suatu situasi. Peranan
masyarakat sangat dibutuhkan dalam mengembangkan kreativitas, karena karya yang
akan kita ciptakan pastinya diharapkan berguna untuk masyarakat. Oleh karena
itu perlu adanya pengakuan dan security dari masyarakat terhadap kreativitas
kita agar dapat diterima dan ditolak secara lebih baik. Carl Rogers (dalam
vernon 1982) berdasarkan pengalaman-pengalamanya dalam psikoterapi menunjuk
pada keamanan dan kebebasan psikologis sebagai kondisi eksternal yang memupuk
kreativitas yang konstruktif. Tetapi lingkungan tersebut tetap harus mengandung
tantangan bagi individu. Apabila seseorang suadah puas dengan segala sesuatu,
maka ia cenderung untuk ingin mempertahankan situasi tersebut.